Penyakit malaria masih menjadi momok menakutkan di wilayah Indonesia bagian timur. Penyebaran penyakit menular ini disebabkan oleh parasit plasmodium yang dibawa oleh nyamuk Anopheles betina. Jika penyakit ini tidak tertangani dengan baik bisa berakibat fatal bagi penderitanya.
Nyamuk Anopheles betina biasanya berburu di waktu sore hingga subuh, apalagi di saat musim hujan manusia perlu meningkatkan kewaspadaan. Sebab, nyamuk ini berkembangbiak selama dan sesaat sesudah musim hujan.
Ketika seseorang tergigit nyamuk Anopheles, gejala malaria tentu saja tidak langsung terdeteksi. Biasanya gejala malaria baru muncul setelah sepekan setelah gigitan nyamuk.
Lantaran gejala awal penyakit ini menyerupai penyakit flu, sehingga penanganannya terkadang lambat. Orang yang terkena malaria biasanya merasakan sangat sakit dengan demam tinggi disertai menggigil.
Penyebaran penyakit malaria juga tergantung dengan imunitas tubuh masing-masing orang. Jika seseorang memiliki imunitas tubuh yang baik, maka kemungkinan terinfeksi malaria menjadi lebih kecil. Berbeda halnya dengan orang yang imunitasnya kurang baik.
Untuk menjaga imunitas tubuh, biasanya orang menjaga pola makan mereka, tidak begadang, menghindari stres dan tidak tidur di waktu pagi.
Agar terhindar dari infeksi penyakit mematikan ini, sebaiknya ketika seseorang melakukan aktifitas baiknya memakai losion anti nyamuk dan memakai pakaian yang lebih tertutup, hindari meletakkan pakaian basah di dalam rumah karena bisa mengundang nyamuk untuk bersarang. Jangan lupa lakukan 3M (Menguras dan Menutup penampungan air serta Mengubur barang bekas)
Pencegahan infeksi penyakit malaria juga bisa dilakukan saat kita tidur. Hal itu dilakukan dengan cara memasang kelambu saat seseorang akan tidur di malam hari agar terlindungi dari gigitan nyamuk Anopheles.
Meski penggunaan kelambu dianggap efektif mencegah penyebaran penyakit malaria, namun menyadarkan masyarakat di Papua untuk memasang kelambu di kamar tidur tidaklah mudah. Ada berbagai alasan orang di Papua tidak menggunakan kelambu, salah satu alasan adalah rasa panas atau gerah apabila tidur menggunakan kelambu di malam hari.
Perlu diketahui, dewasa ini sudah banyak kelambu anti panas diperjual belikan, baik melalui online maupun offline. Bahkan desain dan warna yang ditawarkan pun sangat menarik dan mewah. Yang menarik adalah warna dan bentuknya dapat disesuaikan dengan interior kamar.
5 Jenis Kelambu untuk Mencegah Gigitan Nyamuk
Berikut ada lima kelambu tidur yang perlu untuk diketahui.
1. Kelambu Tiang
Jenin kelambu ini memiliki tiang yang menyatu dengan rangka tempat tidur.
2. Kelambu Persegi
Kelambu ini jenisnya digantung, namun bentuknya tetap persegi mengikuti bentuk kasur
3. Kelambu Gantung
Jenis kelambu ini penggunaannya digantung pada satu titik dan kainnya dibiarkan menjuntai ke bawah. Ada dua tipe kelambu gantung, pertama kelambu digantung di atas plafon kamar dan tipe lainnya ujung kelambu dipasang di atas kepala tempat tidur atau di dinding samping bagian atas tempat tidur.
4. Kelambu Tenda
Sesuai dengan namanya, model kelambu yang satu ini memiliki bentuk seperti tenda. Kelambu ini tidak perlu digantung, cukup diletakkan di atas ranjang saat akan tidur.
5. Kelambu Lipat
Kelambu ini jenisnya bisa dilipat dan aman jika dibawa kemana mana.
Penulis: Tiara Az-Zahra Nur Hasan